Kurang laku bisnis ditransportasi darat membuat Uber membulatkan tekad untuk mengembangkan salah satu jaringan taksi terbang untuk perkotaan yang pertama di dunia.
Penyedia transportasi online ini meluncurkan model desain Uber Udara untuk pertama kalinya di Elevate Summit di Los Angeles, mengungkap tentang pesawat mini yang mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal disingkat VTOL, yang dapat mengangkut penumpang di atas kota-kota padat dalam dua tahun ke depan.
Seperti dilansir dari Dailymail, Model pesawat dengan ukuran aktual atau sebenarnya dan prototipe disain miniatur yang diperlihatkan kepada CBS News memperlihatkan tentang kemampuan ´taksi terbang´ bertenaga listrik dapat mengangkut hingga empat penumpang per unit, langkah awalnya dengan pesawat yang dikendalikan pilot dan kemudian sepenuhnya otonom.
Uber berencana meluncurkan layanan taksi udara pada 2020, dengan pesawat terbangnya sendiri untuk lima hingga 10 tahun ke depan.
Selama pertemuan puncak, para eksekutif Uber juga mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut memiliki rencana untuk mengambil hampir 10 kali jumlah penerbangan harian kepada otoritas penerbangan Amerika Serikat (FAA) untuk satu kota – dan, itu dapat menghemat biaya transportasi dengan perkiraan tarif USD2 (Rp26 ribuan) per bisa menghabiskan biaya pengendara kurang dari USD 2 per 1,6 km.
Model pesawat yang ditampilkan di LA sekilas mirip dengan konstruksi helikopter yang akan lepas landas menggunakan serangkaian rotor. Namun, suara mesin pesawat bertenaga listrik diperkirakan tidak berisik.
Tak tangung-tangung bahkan Uber menggandeng Badan Antartika Amerika Serikat (NASA) untuk mewujudkan ambisi moda transportasi taksi terbang. Perjanjian ini bukanlah kali pertama bagi Uber dan NASA.
Sebelumnya, Uber dan NASA sepakat dalam perjanjian pertama yang sudah mereka tanda tangani November 2017 yang ber isi pernyataan tentang niat untuk berkolaborasi.
Dilansir dari The Verge, Uber kembali menandatangani perjanjian dengan NASA. Dalam perjanjian kerja sama kedua ini, Uber akan memberi NASA rincian data mengenai skenario pengaturan lalu lintas udara, upaya mengurangi risiko kecelakaaan dan manajemen ruang udara pada taksi terbang Uber yang akan digunakan NASA untuk pengujian tahap awal proyek taksi terbang terbaru ini.
Kedua pihak sepakat pengujian awal proyek taksi terbang ini akan dilakukan di kota Dallas dan Los ngeles, Amerika Serikat.
NASA akan menggunakan data Uber untuk mensimulasikan pesawat penumpang kecil saat terbang dilangit Dallas-Fort Worth. Simulasi ini dinilai sangat penting mengingat lalu listas udara di atas kota sangat ramai.
Untuk melayani pelanggan dalam taksi terbang ini, Uber akan menyediakan ratusan taksi terbang di Dallas.
“NASA sangat antusias untuk bermitra dengan Uber” kata Jaiwon Shin Associate Administrator Divisi Penelitian Aeronautika NASA. Shin juga menuturkan, bahwa mobilitas udara di perkotaan dapat merevolusi mobilitas orang dan kargo. Denga demikian, tren ini nantinya akan mengubah gaya hidup manusia, seperti layaknya perkembangan teknologi smartphone