Robot Pendeteksi
TOSHIBA merilis produk terbaru berupa robot berbentuk ular dengan teleskop panjang yang membawa kamera. Robot itu didesain untuk melakukan penyelidikan internal di reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami di Jepang.
Robot itu memiliki panjang 43 kaki atau sekitar 13 meter. Robot canggih itu memberikan gambaran kepada petugas tentang pemandangan lebih dalam di reaktor nuklir unit dua. Pasalnya, dampak kehancuran reaktor nuklir tersebut belum bisa dijelaskan hingga kini. Dengan adanya robot ular, peneliti berharap bisa memberikan gambaran jelas tentang misteri kehancuran reaktor tersebut.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima meleleh tiga kali setelah gempa bumi dan tsunami pada 2011. Tsunami itu menewaskan hampir 19.000 orang. Kerusakan PLTN itu juga mengakibatkan sampah radioaktif terbuang ke Samudra Pasifik dan menjangkau perairan barat Amerika Serikat (AS). Lima tahun setelah bencana itu, para peneliti masih berjuang membersihkan material radioaktif di perairan sekitar reaktor Fukushima.
Meski demikian, para pejabat memperkirakan sekitar 10% bahan bakar sampah radioaktif masih tertinggal di dalam PLTN tersebut. Pada Juli silam, robot Jepang sudah mulai melakukan penelitian air radioaktif di PLTN Fukushima. “Saat itu pertama kalinya robot kamera menangkap tumpahan bahan bakar radioaktif,” ujar juru bicara Tokyo Electric Power Company (TEPCO) Takahiro Kimoto di lansir Daily Mail.