Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, tetap komitmen untuk fokus menyelesaikan tugas

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengemukakan, tetap komitmen untuk fokus menyelesaikan tugas yang telah diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan ada lima sasaran yang tengah dikejarnya dalam upaya membangun industri yang inklusif dan berkelanjutan.

“Pertama, kami akan terus mengembangkan pendidikan vokasi link and match hingga menghasilkan satu juta tenaga kerja terdidik pada tahun 2019,” ungkapnya melalui keterangannya diterima di Jakarta, Minggu.

Upaya itu, menurut dia, menjadi salah satu perhatian pemerintah di tahun 2018 dalam menciptakan sumber daya manusia yang terampil, terutama di sektor industri.

“Dalam menghadapi bonus demografi, vokasi adalah solusi,” tegasnya.

Airlangga meyakini tenaga kerja industri yang kompeten akan mendorong peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, yang ujungnya dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.

Langkah strategis tersebut menjadi mutlak dilakukan guna turut memacu daya saing Indonesia agar kompetitif di tingkat global. Apalagi, Indonesia ditargetkan menjadi negara ekonomi terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2030.

“Kedua, kami fokus pada pengembangan kewilayahan industri, guna mewujudkan Indonesia sentris,” catatnya.

Upaya tersebut, dinilainya, merupakan implementasi dari salah satu butir Nawacita, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Ketiga, Airlangga menyampaikan, pihaknya tengah membuat roadmap Industry 4.0. Langkah ini juga untuk kesiapan dalam menghadapi era ekonomi digital yang sedang berjalan.

“Tidak hanya industri skala besar, kami pun mengajak industri kecil dan menengah (IKM) agar ikut menangkap peluang dalam perkembangan teknologi manufaktur terkini,” paparnya.

Terkait penelitian dan pengembangan sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki kerja sama untuk melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari China dan Institute of Technical Education (ITE) dari Singapura.

Selain itu, Kemenperin telah mencanangkan program e-Smart IKM dalam rangka mendorong para pelaku IKM nasional agar tidak tertinggal di era digitalisasi yang sedang dihadapi saat ini.

Program itu akan memanfaatkan platform digital melalui fasilitasi kerja sama antara IKM dengan perusahaan start-up di Indonesia, khususnya yang bergerak di bidang e-commerce dan perusahaan ekspedisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *